Senin, 29 Agustus 2016

wisata goa ndalem.


 

Goa Ndalem - Wisata Barunya Sawahan

Goa Ndalem

Nganjuk - Goa Ndalem Merupakan Sebuah Gua yang terletak di kaki Gunung Wilis, yang menyimpan sejarah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Goa Ndalem terletak di Desa Kebonagung Kecamatan Sawahan. Sebenarnya keberadaan Goa Ndalem sudah banyak di ketahui oleh masyarakat sekitar sawahan namun bagi warga luar sawahan pasti belum mengetahuinya.
Goa Ndalem mulai tahun 2016 ini oleh pemerintah Desa Kebonagung mulai di kembangkan, salah satunya dengan memasang Tulisan GOA NDALEM di Sekitar Bukit Lokasi Goa Ndalem yang dapat di lihat banyak orang saat melintasi jalan raya sawahan.


Gua Ndalem menyajikan nuansa tersendiri bagi penikmat foto selfi katika musim penghujan, Goa Yang terletak di Hutan Lindung ini masih alami. Selain pemandangan  alam di areal Puncak Bukit Ndalem ini juga ada Makam keramat yang banyak di Kunjungi oeh warga sekitar yakni makam Raden Ayu Kaji Siti kalimah atau warga sekitar menamainya makam Ndalem yang berada di puncak bukit.

Lokasi Goa Ndalem

Lokasi Gua Ndalem bertemapat di Bukit Ndalem tepatnya di Desa Kebonagung Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk, yang dapat kita lihat dari jalan raya saat kita mulai memasuki Desa Kebonagung. 
Nah buwat kamu yang ingin berkunjung ke Goa Ndalem jangan lupa tetap jaga keindahan alam nganjuk dengan tidak merusaknya

5 wisata di nganjuk terbaru.

 5 wisata di nganjuk terbaru.

 

1. Berendam Cantik di Air Terjun Singokromo


Air terjun Singokromo memiliki ketinggian sekitar 20 meter dengan suasana sekitar air terjun yang masih sangat sejuk. Air terjun yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk ini belum dikelola oleh pemerintah sebagai tempat wisata, hal itu membuat akses menuju lokasi menuju air terjun masih agak sulit gitu. Air terjun Singokromo berjarak sekitar 2,5 km dari Kota Nganjuk. Untuk mencapai lokasi air terjun, kamu cuma bisa menggunakan kendaraan roda dua. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki di atas setapak kurang lebih 500 meter atau sekitar 15 menit.

2. Belum Puas Berendam di Air Terjun Singokromo, Mampir Aja Ke Sendang Putri Wilis


Sendang Putri Wilis Singokromo siap membiusmu dengan pesona alam sekitar sendang yang masih sangat asri. Dengan suasana khas lereng gunung, kamu bisa menikmati kejernihan air di sendang ini. Sendang Wilis berada di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan. Sendang ini sebenarnya berada tidak jauh dari air terjun Singokromo atau hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempat parkir, sedangkan untuk menikmati kesejukan air di sendang ini, kamu cukup membayar Rp. 5.000.

3. Grojogan di Grojogan Sumbermiri Yuk

Grojogan Sumbermiri, foto dari @hendrikseptiaji
Grojogan Sumbermiri berada di Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Grojogan ini masih tersembunyi jadi bisa dikatakan tempat ini sangat cocok buat kamu yang ingin menyepi. Dengan membayar Rp. 5000 untuk memarkirkan kendaraan, kamu sudah bisa liburan seru di Grojogan Sumbermiri. Sebaiknya bawa bekal dari rumah ya, soalnya disekitar kawasan wisata ini belum ada warung.

4. Belum Puas Main Air? Langsung Ke Air Terjun Sumbermanik Aja.

Air Terjun Sumbermanik foto dari @jbxrl
Air terjun ini terletak di Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Akses menuju lokasi air terjun memang masih sulit tapi kamu bisa mengandalkan warga sekitar untuk menemanimu menuju lokasi air terjun. Dari Desa Blongko, kamu akan melewati jalan terjal dan berbatu jadi kamu harus hati-hati ya guys. Namun, semua rasa letihmu akan terbayar tuntas saat tiba di air terjun setinggi 35 meter tersebut. Air terjun yang berada tepat di lereng bukit Punjul Gunung Wilis ini dijamin seger bangeeet!

5. Selfie-Selfie di Bukit Batu Songgong atau Bukit Batu Ngroto Yuk


Bukit Batu Songgong berada di Dukuh Ngroto, Desa Margopatut, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Tempat wisata yang lagi hits di kalangan anak muda Nganjuk ini, mulanya adalah kawasan Gunung Wilis yang beberapa waktu lalu dikembangkan menjadi tempat wisata. Lokasi Bukit Songgong tidak terlalu jauh dari jalan raya Sedudo-Sawahan. Bukit ini menampilkan panorama khas lereng Gunung Wilis yang menyejukan mata. Untuk mencapai lokasi Batu Songgong, dari Kota Nganjuk arahkan kendaraanmu ke Sawahan Ngroto. Sampai di sini kamu bisa bertanya pada warga sekitar.

Jumat, 05 Agustus 2016

PRASEJARAH

 
PRASEJARAH

Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik (lihat artikel Geologi Indonesia). Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "manusia Flores" (Homo floresiensis)[1] di Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya H. erectus hingga masa Zaman Es terakhir.[2]
Homo sapiens pertama diperkirakan masuk ke Nusantara sejak 100.000 tahun yang lalu melewati jalur pantai Asia dari Asia Barat, dan pada sekitar 60 000 sampai 70 000 tahun yang lalu telah mencapai Pulau Papua dan Australia.[3] Mereka, yang berfenotipe kulit gelap dan rambut ikal rapat, menjadi nenek moyang penduduk asli Melanesia (termasuk Papua) sekarang dan membawa kultur kapak lonjong (Paleolitikum). Gelombang pendatang berbahasa Austronesia dengan kultur Neolitikum datang secara bergelombang sejak 3000 SM dari Cina Selatan melalui Formosa dan Filipina membawa kultur beliung persegi (kebudayaan Dongson). Proses migrasi ini merupakan bagian dari pendudukan Pasifik. Kedatangan gelombang penduduk berciri Mongoloid ini cenderung ke arah barat, mendesak penduduk awal ke arah timur atau berkawin campur dengan penduduk setempat dan menjadi ciri fisik penduduk Maluku serta Nusa Tenggara. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme). Pada abad pertama SM sudah terbentuk permukiman-permukiman serta kerajaan-kerajaan kecil, dan sangat mungkin sudah masuk pengaruh kepercayaan dari India akibat hubungan perniagaan.